Blok Mesin Berbahan Komposit Plastik

Car and Driver
Bahan campuran (komposit) serat karbon telah menyusup hampir di setiap sudut supercar saat ini. Mulai struktur rangka monocoque serat karbon, rotor rem karbon keramik hingga panel bodi serat karbon. Bahkan bahan 'ajaib' ini telah menjangkau ke bagian yang lebih radikal dan ekstrem. 



Mobil balap Formula 1 sudah lama memanfaatkan bahan ini sebagai suspensi, sayap dan rumah transmisi. Roda kemudi mobil balap F1 juga terbuat dari bahan yang memiliki sifat ringan, kaku dan mampu menghemat bobot beberapa ons tersebut. 




Ironisnya, justru komponen blok mesin yang terberat dalam sebuah kendaraan yang terbuat dari logam, merupakan komponen terakhir yang menunggu saatnya digantikan oleh serat karbon. Padahal bagian inilah yang paling banyak menyumbang bobot kendaraan. 




Seorang insinyur dari Florida bernama Matti Holtzberg dalam 40 tahun terakhir ini telah berupaya menciptakan mesin plastik ultra ringan yang memiliki cukup kekuatan untuk menggantikan blok mesin yang terbuat dari bahan besi tuang maupun aluminium. 




Yang menjadi perhatian utamanya, tentu saja bagaimana agar material mesin yang diciptakannya itu mampu menangani panas dan beban yang terkonsentrasi. Dan hasilnya, ia telah berhasil merancang blok mesin komposit yang mungkin akan siap menggantikan logam tuang. 




Setelah melakukan eksperimen selama beberapa tahun dengan beragam resin yang diperkuat dengan material serat kaca. Ia menyadari bahwa komunitas pecinta balap selalu mengangung-agungkan penghematan bobot. Ia melihat ada ceruk pasar bagi blok silinder komposit berkat bobotnya yang ringan. 




Berbekal insting kewirausahaannya, ia membeli peralatan dan membangun sebuah fasilitas laboratorium  di Palm Beach untuk membuat catakan blok mesin komposit karbon meniru desain blok mesin Duratec 2.0 liter milik Ford. 




Usai menyiapkan cetakan, resin epoksi dan serat karbon sepanjang 6 mm diaduk bersama menggunakan alat pengaduk bertaraf industri. Adonan yang dihasilkan memiliki kekentalan setara oatmeal, dihangatkan sedikit dan kemudian dituang dalam cetakan. Setelah itu didiamkan selama dua jam. 




Menurut Holtzberg, dengan menambahkan sedikit perubahan prosedur, memungkinkan pencetakan blok mesin ini hanya dalam lima menit. Dan hebatnya lagi, dengan menggunakan cetakan yang akurat, blok mesin plastik ini tidak membutuhkan proses finishing yang biasa ditemui pada blok mesin logam sehingga bisa mengurangi kebutuhan alat. Setelah pencetakan, dudukan bantalan dan silinder langsung dipotong untuk dimasukkan liner. 




Holtzberg berencana menggunakan pelapis semprot molibdenum plasma untuk menggantikan bagian liner silinder aluminium guna memangkas bobot tambahan. Jika menggunakan blok aluminium bisa menghemat bobot sekitar 8,2 kg maka dengan teknik baru ini mampu menghemat bobot hingga lebih dari 9 kg. 




Holtzberg juga akan melengkapi mesinnya ini dengan sejumlah komponen serat karbon bolt-on, seperti oil pan, cam cover, intake manifold dan fuel rail untuk menciptakan sebuah kit yang akan ia tawarkan kepada para pembalap. Setalah membeli kit tersebut, konsumen dapat meminta mekanik mereka untuk memasangkan paket perangkat pelengkap tadi sesuai dengan kebutuhan kompetisi baik balap maupun reli. 




Holtzberg belum menentukan berapa harga blok mesin serat karbon buatannya itu, namun sepertinya tidak banyak pemilik Ford Focus yang tertarik dengan harga jual yang semurah-murahnya mencapai US$2.500 (Rp21,3 juta) atau bahkan lebih hanya untuk menghemat bobot beberapa kilogram.